Sejarah Bandeng Presto Juwana (Semarang)
Bandeng presto adalah salah satu
jenis makanan khas kota Semarang. Toko yang terletak di Jl. Pandanaran 57
awalnya hanya sebuah rumah, sekaligus tempat praktik dokter, milik dr. Daniel
Nugroho Setiabudi (75). Ketika itu,
daniel dan istrinya Ida Nursanti (Alm) iseng-iseng menjual presto. Daniel
menjual bandeng presto buatannya untuk umum pada 3 januari 1981. Ketelatenan
dan kesabaran Daniel dalam berbisnis bandeng presto mulai membuahkan hasil.
Produk mereka mendapat sambutan positif di kalangan masyarakat. Untuk
membedakan bandeng presto buatannya dengan warung bandeng sejenisnya, Daniel
memberi nama Bandeng Juwana.
Analisa SWOT
Strength :
1.
Gurih,
rasanya tak beraroma lumpur.
2.
Diproses
dari bandeng pilihan sehingga menghasilkan suatu produk yang berkualitas.
3.
Memiliki
kualitas yang baik karena bahan baku yang digunakan merupakan bahan baku
pilihan.
Weakness :
1.
Daya
simpan yang relatif pendek pada suhu kamar.
Opportunity :
1.
Untuk
bahan baku mudah dikembang biakan. Bahan baku merupakan ikan khas asia tenggara
yang mudah ditemukan.
2.
Durinya
lunak. Memudahkan konsumen untuk mengkonsumsinya.
Threat :
1.
Pesaing,
banyak penjual bandeng duri lunak di kota Semarang sebagai pusat oleh-oleh
berbelanja.
Analisa 4P
1.
Place :Jl. Pandanaran no.57, Pekunden, Semarang
2.
Price :
v Bandeng
Presto Vaccum Kering
1 kg isi 4 ekor = Rp 136.000
1 kg isi 5-6 ekor = Rp 126.000
v Bandeng
Presto Vaccum Basah
1 kg isi 4 ekor = Rp 130.000
1 kg isi 5-6 ekor = Rp 121.000
v Bandeng
Presto Tanpa Vaccum
1 kg isi 4 ekor = Rp 110.000
1 kg isi 5-6 ekor = Rp 105.000
v Otak
Otak Bandeng
1 kg isi 4 ekor = Rp 170.000
v Bandeng
Asap Duri Lunak
1 Paket isi 4 ekor = Rp 124.000
v Pepes
Bandeng Vaccum
1 kg isi 3 ekor = Rp 126.000
v Bandeng
Dalam Sangkar
1.
kg isi 4
ekor : - Non Vaccum = Rp 163.000
- Vaccum = Rp 170.000
Produk :
Promotion :
Pemilik
Bandeng Presto Juwana (dr. Daniel Nugroho)